Beberapa kali kudapati sketsa sederhana menangkap senyum malu-malu dengan sayu mata yang kurindu. Ah, ternyata memang segalanya harus seperti ini.
Suatu ketika ada kawan yang mempertanyakan mengapa sketsa senyuman itu harus menghampiri hatiku. Aku mengembalikan pertanyaannya dengan sebuah senyum tanpa jeda, "Ada banyak hal yang aku baca dari sketsa itu, dan itulah yang Tuhan mau. Dia mau aku belajar dan mengerti," jawabku.
Kemudian dia bercerita tentang kegelisahan, mengapa sketsa senyum tak pernah menghampiri hatinya. Dia bertanya, apakah ada yang salah dengan dirinya?
Kami mulai membongkar masa lalu yang akhirnya memunculkan sebuah teori baru,
"1+1=2"
Mungkin aku atau kamu atau dia atau kita, salah menulis jawaban kemarin, 1+1=3
Coret saja, lalu tuliskan yang benar di bawahnya.
Siapapun, Berbahagialah!
Hari ini pun aku mencobanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar