Ketika telah melewati banyak kata yang kucicipi ditiap jarum waktu berpindah tempat, seharusnya semua bisa kuteguk dan kunikmati perlahan sambil menyesapi tiap lekuk masing-masing huruf. Karena sebenarnya aku mencintainya, aku merindunya sebanyak jantungku memompa darah, memilikinya adalah dahaga yang istiqomah.
Aku hidup di dalamnya, aku telah merasa sangat karib dengannya. Padahal, aku tak pernah tumbuh sejajar dengannya.
Aku, Pembuta diri yang Sombong. Malas bertanya, hingga terbentur bahkan tersungkur berjuta kali pada lubang yang sama.
Tak ada janji lagi untuk bertransformasi, tak ada mimpi lagi untuk berevolusi.
Sebisa mungkin akan selalu ku tanyakan pada diri sendiri, "Mana buktimu berdikari?" sebelum jiwa ini menjadi pembohong sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar