mataku berkaca-kaca
semuanya menari-nari menjulurkan lidahnya padaku , mencaciku , memojokkanku
(siapa?)
kenangan , orang-orang itu
(orang-orang?)
iya , mereka yang memintal cerita masa lalu , yang masih merajut hingga sekarang , yang entah kapan kopor mereka diangkut pergi
(lalu?)
mataku terbakar , kepalaku hampir hancur , aku .. aku ..
(yah , kau terus mengeluh atas kesalahanmu sendiri)
tapi aku sudah mencoba memahat sehalus mungkin tanpa merusak detilnya
aku sudah menguras tenaga untuk menyusuri tiap inci hingga kupastikan tak ada yang terlewatkan
aku terus berusaha untuk menjaga , terus berusaha menjaga , terus berusaha agar tak ada yang mencibir iri atau panas hati
aku .. aku ..
(kau terlalu membela diri)
Dan akhirnya, aku tertunduk malu. Sedih dan gundah memang lauk dan nasi. Tercerca sedemikian rupa membuat keadaanku tak terdefinisi. Aku kecewa dengan semua yang selalu salah mengerti. Tapi, ya itulah, kekecewaanku hanya sebuah pembelaan diri yang tak punya alibi.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi yang merasa tersakiti, jelas tangisku tak mampu wakili atas penyesalan dan penjelasan.
Sayangnya, selain penyesalan dan penjelasan, aku tak miliki lagi selain cekat yang mencekik hatiku yang tak pernah kalian tau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar