Senin, 07 Juli 2014

Terima Kasih, Bijaksana


ketika pecah, sudah!
aku merana sendiri menerima hina dina dan terhempas berantakan seadanya.
kalian? kemudian menyalahkanku atas nokta merah ketololan otakmu.
lalu, sejenak berpindah pada singgasana menjijikkan dan kotor, ada masa dimana aku kembali merasa berharga.
sama seperti saat kali pertama kucium aroma nafas kehidupan, harumnya sama, lebih hangat malah.
pecahanku, menjadi istimewa.

kamu, yang bijaksana, terima kasih.




Pengikut