Senin, 23 April 2018

You Just Know The Name, Not The Whole Story

You know the name, not the story

Sebagai manusia, saya atau kamu pasti pernah berpikir tentang sesuatu pada seseorang. Entah itu hal yang baik atau bahkan buruk. Menurut saya itu manusiawi, tapi butuh konfirmasi. Hanya jika, kamu ingin meyakini bahwa yang sedang kamu pikirkan adalah sesuatu yang benar. Karena, you just know the name, not the whole story. Kalau tidak, yasudah. Tak perlu pusing, toh tidak berpengaruh pada bumi yang sedang kamu pijak.

Konfirmasi adalah bukan tuduhan.

Ketika kamu mulai menuduh, kamu sudah meyakini pikiranmu tanpa mencoba menyelami cerita dengan utuh dari sisi dia yang sedang kamu pikirkan.

Adilkah?

Sedangkan yang kamu pikirkan adalah orang yang pribadinya memiliki visi, misi, kehendak, watak, keterbatasan, dll yang tidak termasuk pada teritorialmu.

Kita, sebagai makhluk sosial, sudah sewajarnya bersosialisasi, bukan saling mengintimidasi atau menganut aliran bathin-isasi. Makhluk sosial ya bersosialisasi, berkomunikasi, bukan sok jaga gengsi hingga akhirnya beropini sendiri tanpa ada landasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

You know the name, not the story

Selasa, 17 April 2018

Kecewa

Kuingin marah..
Melampiaskan..
Tapi ku hanyalah..
Sendiri di sini..
Ingin kutunjukkan..
Pada siapa saja yang ada..
Bahwa hatiku..
Kecewa...
(Kecewa, BCL)

Ada yang pernah bilang sama saya kalau emosi saya sedang meluap-luap sedangkan saya tidak sanggup mengekspresikannya, tumpahkan pada tulisan.
"Tulis! Jangan mikir! Tulis saja!" Begitulah kira2 waktu itu dia bilang.
Saya punya yang semacam itu, tapi malu pas saya baca lagi. Alay!
Tapi dia bilang, "Justru saat kamu membacanya lagi dengan perasaan jijik, geli, malu, saat itulah emosimu sudah menguap dengan sukses. Tertawakan tulisanmu, tertawakan masalahmu. Tertawakan!"

"Selamat menertawai dirimu sendiri. Paling tidak, hatimu tidak lagi penuh. Sudah cukup ruang untuk menerima segala kemungkinan. Paling tidak.."

Hei kamu, ayo tertawa bersama, nanti kutuliskan semua tentang topeng yang terbang di siang bolong dan hanyut lebur dijemput petang.

Senin, 16 April 2018

We're Not and Never Be A God

Banyak manusia ngomong benci tentang ujaran kebencian dengan mengujar kata2 benci. Membenci perang dengan cara memerangi. Membenci pendosa dengan cara memaki.

Mungkin sama dengan manusia yang ngomong bahwa manusia pasti berbeda dan kita harus saling menghargai perbedaan itu dengan membuat kasta, level, derajad, de el el.

Mungkin juga satu level dengan manusia yang ngomong bahwa rejeki sudah ada yang atur, kita hanya perlu menjemput dengan cara cari suami/istri berharta warisan bejibunnya minta ampun, active income up to 200jt, passive income up to 500jt, bisa bikin kita belanja tanpa melihat price tag dan gak ketakutan gabisa bayar tagihan.

Bisa jadi sederajad dengan manusia yang meyakini bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa kemudian menghakimi masa depan suram selalu milik pendosa beserta keturunannya dan masa depan cerah wajib milik manusia selainnya.

Bisa jadi saya berbaur dengan mereka :)

Rabu, 11 April 2018

Akrab Tak Sebercanda Itu

Percayalah, pertanyaan "Kapan Lulus?", "Kapan Nikah?", "Kapan Punya Anak?" dan KAPAN yang lain bukan sebuah lelucon.
Dulu aku pernah menganggapnya sebagai bahan bercanda dan pertanda 'keakraban' tapi sebenarnya akrab tak sebercanda itu.

Belajar untuk tidak membuat hati orang lain terganggu dengan pertanyaan yang jawabannya HANYA dimiliki oleh TUHAN. Rubah dong isi konten rasa pedulimu dari pertanyaan dengan doa dan dukungan. Begitu berat mengucap doa? Begitu rumit memberi dukungan?
Belajar!

Semua manusia sudah tercipta dengan jalurnya masing2. Tak perlu dipertanyakan, waktu akan selalu menunjukkan kapan dia begini, kapan dia begitu. Bukan kewajibanmu/ku untuk ikut andil dalam menilainya. Pun bukan hakmu/ku untuk selalu mempertanyakannya.

Jika pencapaian sahabatmu cepat, berbagahialah untuknya. Jika pencapaiannya sedikit terhambat, berdoalah yg terbaik untuknya.
Bukankah hal baik yang dilakukan dan disebarkan akan kembali dengan hal baik pula?

Ini cuma berat, bukan mustahil.

Percayalah, pertanyaan "Kapan Lulus?", "Kapan Nikah?", "Kapan Punya Anak?" dan KAPAN yang lain bukan sebuah lelucon.
Dulu aku pernah menganggapnya sebagai bahan bercanda sebagai tanda 'akrab' tapi sebenarnya akrab tak sebercanda itu.

Iniadalahsebuahmediapengingatpribadi,jadikalausuatuhariakulupa,ingatkan,terimakasih.

Minggu, 01 April 2018

FlashPost : NOW!

No word to say, but I should to talk
Then..
What I suppose to do?

Just TALK!
Don't think!
You've thought this forever

Yea, but..

No BUT, but NOW!

---
Dan kemudian hening berlanjut tanpa batas hingga melampauinya.

Pengikut