Selasa, 22 September 2015

Kerumitan Sakit Jiwa

Akan banyak kerumitan!!
Sudah banyak kejanggalan!!

Aku mau muntah, hingga sakit yang menggeliat menyeruak kemudian berserakan!!

Hai Blue. lama tak menyapamu, kukira kau harus kutinggalkan karena banyak warna lain yang hinggap. Ternyata kau harus tetap kubawa agar kewarasanku tetapterjaga.
Maaf Blue, melupakanmu sekian lama. Banyak hal yang harus aku cari hingga tak sempat berkeluh, akhirnya tak ada yang kucapai (sampai detik ini) dan kamu tetap di sini.

Seperti yang aku katakan, aku bertemu warna baru, petualangan baru. Petualangan itu membuatku hanyut sangat jaaaaaaauuuuuuhhhhhhh dan sanngat laaaaamaaaaaaaaaaaa. Satu atau dua batang kayu hadir dengan laju, terkadang mengenaiku sedikit terkadang aku berhasil lolos dengan mulus. Hingga akhirnya kini bukan hanya satu atau dua batang kayu, barisan batu-batu kali mulai menghadang kemudian air terjun juga menanti kejatuhanku pada dasarnya yang entah dalam atau dangkal.

Andai aku memilih berjalan di bibir sungai, mencari jalan memutar yang mungkin lebih panjang untuk sampai di seberang, bukannya menyebrangi sungai dengan gegabah yang tak ku tau seberapa dalam dan seberapa deras arusnya. Seandainya, Blue...

Memang telah terjadi kerumitan!!!
Aku harus mencoba untuk mengurai benang kusut dengan sabar
Satu .. Satu ..
Mulai sekarang

FOKUS, dan dukungan penuh dari mereka yang "katanya" menyayangiku. Entahlah Blue, apa mungkin aku harus berjuang sendiri?

Blue, aku sedang sakit jiwa rasanya. Ternyata sakit jiwa lebih menyakitkan dari sakit biasa, Blue.

Pengikut