Senin, 26 November 2018

Mereka Pilihanku Atas Kehendak Tuhan

Tuhan selalu memberimu ruang yg bebas untuk memilih, akan menjadi apa dirimu satu langkah di depan nanti. Salah satu bukti adalah, bebasnya kamu memilih orang-orang yang tergabung dalam jaringan hidupmu.
Seperti halnya saat aku memilih mereka...


Hi, Sofi, kamu teman kecil yang kembali bertemu denganku ketika sudah beranjak dewasa. Walaupun sekarang kamu pun masih kecil (ppfftt, sorry )

Kita pernah dekat, Sof? Hahahaha, jawablah sendiri dalam hatimu.
Lucunya, ketika di sekolah dasar, genk mu dan genk ku tak akur, kan? Kamu punya genk versi anak pintar, dan aku punya genk versi anak... entahlah 

Tak banyak kenangan yang bisa kuceritakan selain genk mu, tapi aku memilih untuk membuat satu kenangan yang luar biasa bersamamu, kemarin.
Ya, kemarin kita berdua sempat berbagi tawa, lelah, kesal, dan candu dalam waktu singkat. Bagaimana tidak, salah satu impianku terwujud melalui ajakanmu yang random. Travels to foreign place without any guide, and we did it!

Sof, kita ke Singapura! Tanpa guide! Tanpa teman! Hanya berdua!
Hahahahhaa
Sekarang pun masih terasa, betapa gilanya hari itu. Mulai dari bikin passport hingga kita sampai kembali di rumah masing2.

Aku yang bukan teman dekatmu, kamu yang bukan teman dekatku, bisa berbagi kenangan luar biasa yang akan melekat seumur hidup, itu lebih dari luar biasa.
Aku mau tulis cerita ini di bagian tersendiri, semoga bisa ya :)


Riaaaaaaaaaa!!
Aku belum pernah memiliki yang seperti kamu!
Iya, kamu!
Tanpa berjanji, kamu sudah selalu berusaha ada di masa kelabu dan tawa recehku. Tanpa manuntut harus selalu bertukar kabar, kita sudah selalu terkoneksi.
"Mungkin ini kode Tuhan!" itu kalimatmu.
Ya, mungkin ini kodenya, bahwa kamu salah satu anugerah Tuhan yang terbaik yang pernah aku miliki.

Pertemuan kita bukan cerita yang terbaik, perjalanan pertemanan kita juga bukan yang terindah, mungkin. Tapi dari tahun 2011 hingga detik aku menuliskan ini, aku selalu bersyukur saat di Asri waktu itu Echa memanggilmu untuk bergabung dalam satu meja denganku. Jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah menemukanmu.

Hey gadis cengeng yang menggemaskan!
Aku jarang sekali bercerita dengan gamblang tentang semua perjalanan hidupku, tapi kulakukan itu di hadapanmu. Aku jarang sekali terisak biru, bahkan di depan saudaraku, tapi kulakukan itu saat bersamamu. Aku jarang sekali mendapatkan teman yang sanggup menerima semua keanehanku, tapi kudapatkan itu dari kamu.
Terima kasih :)
Jika aku meminta, tetaplah seperti ini, maukah kamu?


Kalian hebat!
Selalu ada sambat yang terselip di antara tawa tapi gak papa, karna kita masih manusia.
Hahahahaha

Kalian ingat gak siapa yang selalu rajin?
Kalian ingat gak siapa yang juga rajin? Rajin salin tugas orang lain?
Kalian ingat gak siapa tukang bolos?
Kalian ingat gak dosen mana yang ngeselin?
Kalian ingat gak tempat nongkrong favorit?
Kalian ingat gak detail2 kelucuan, kejengkelan, kegundahan, kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, bahkan kisah romansa yang pernah terjadi?
Ketika aku tak mengingatnya, aku tahu kalian akan selalu mengingatkanku.
Karena kalian Bigos terhandal yang pernah kukenal 

Rangkaian pertemanan dari 2011 ini jangan terputus, aku bahagia menjadi bagian dari tawa kalian, aku juga bangga menjadi saksi kesuksesan kalian.
Aku tak tahu, bagaimana gambar diriku di pikiran kalian, aku tak peduli. Yang kupedulikan hanya temu yang selalu ada di sela hiruk pikuk dunia kalian.

Mungkin akan datang hari, di mana satu persatu dari kita tak lagi bisa meluangkan waktu, sampai saat itu tiba, semoga Tuhan lebih sering menggariskan waktu kita dalam satu titik temu.


Hai, parterku yang menyenangkan!
Bagaimana caraku mendeskribsikan betapa aku beruntung mengenal kalian walaupun dalam waktu singkat?

Satu tahun tidak lama, tapi sudah menjadikan kalian keluarga.
Keluarga yang gimana?
Ya keluarga yang ada sebelnya, ada gak sukanya, ada ngambeknya, tapi juga selalu punya alasan untuk tertawa bersama.
Aaaahhh indahnya...

Bergabung bersama kalian memberiku adik baru, kakak baru, ayah baru, ibu baru, mungkin kita harus bikin KK baru?

Alasan bahagia saat bersama kalian otomatis menjadi lebih sederhana. Sesederhana camilan-camilan dari para supplier. Sesederhana pangsit mie buatan Pak Wawan saat hujan. Sesederhana traktiran durian dari Pak Fajar. Sesederhana cari-cari alasan untuk bisa kabur ke Batos atau Plasa Batu bersama Risna. Sesederhana heboh kepedesan gara-gara seblak mbak Yani. Sesederhana punya pengganti koplak seperti Nanda.

Sesederhana itu...

Terima kasih, kalian...
Kalau janjian jalan, laksanakan, jangan cuma wacana yang keterusan
Hahahaha


Aku tak pernah mengira, pilihanku selalu membawaku kepada orang-orang yang luar biasa. Contohnya mereka.

Pernah baca tulisanku tentang salah satu Coffee Shop di Malang yang enak dan nyaman di kantong?
Kalau belum, bisa kalian baca di sini, dan tiba-tiba jadilah aku bagian dari mereka.

Padahal aku masih jadi fans mereka di bulan Maret, lalu dengan ajaib, aku menjadi satu lingkaran dengan mereka di bulan Agustus. Yang awalnya aku menamakan mereka surga dekat rumah, sekarang aku menjadi bagian dari surga itu. Bagaimana perasaanku saat ini?

Undescribeable!

Saat awal bergabung, aku tidak berani untuk berekspektasi tentang apapun, karena aku takut kecewa. Tapi kemudian, mereka memberikan realita yang menakjubkan. Mereka adalah partner dan guru yang istimewa. Banyak hal yang menarik untuk dipelajari dari mereka. Aku sangat mau untuk mempelajari semua yang bisa aku pelajari dari mereka. Semoga ada umur dan waktunya.

Btw, Selamat Ulang Tahun yang ke 7 Amstirdam! Semoga kalian selalu bisa memberi kebahagiaan dan manfaat bagi yang dekat maupun yang jauh.
You are awesome!!

_________________________________________

Mereka, segelintir manusia yang membawa banyak cerita. Mungkin hidupku yang datar ini akan semakin datar kalau aku tak memilih untuk bergabung menjadi bagian dari mereka. Dan betapa hebatnya Tuhan yang menulis skenario hidupku hingga aku akhirnya memilih mereka.

Sebenarnya masih banyak lagi, walaupun tak sebanyak milikmu (mungkin), kali ini aku telah bercerita tentang mereka semoga lain waktu aku bisa bercerita tentang manusia-manusia hebat lainnya.

Minggu, 18 November 2018

Diam

Diam

Memang mengandung keambiguan, wajar jika sering salah makna. Tapi, ketika sedang meledak-ledak, aku memilih untuk diam... dan berpikir...  Perlukah aku berbicara? Pantaskah ini dibicarakan?

Semoga, diamku kali ini benar.

Sabtu, 17 November 2018

You Deserve Peace

"Forgive others, not because they deserve forgiveness, but because you deserve peace." - Jonathan Lockwood Huie -

Beberapa kali ada yg bertanya kepadaku, "Kenapa kamu semudah itu memaafkan segalanya? Padahal dia sudah bla bla bla... "

Jujur, aku bukan manusia yg suci dan berhati murni bak dewi. Big NO!
Aku adalah seorang pendendam dan pendengki yg ulung. Aku pencaci dan pengeluh yg handal. Aku pendosa yg luar biasa.

Lalu, pada suatu hari aku, yg terbiasa merundung dan menyalahkan keadaan atas semua yg kualami, dipaksa untuk menelan kenyataan bulat2 walaupun menyakiti kerongkongan. Aku dipaksa untuk merelakan segala yang terjadi dan menerima jalan takdir yg telah tergaris.

Aku, dipaksa untuk memaafkan semua orang, termasuk diriku sendiri. Menerima eksistensi mereka, dan menerima diriku sendiri secara utuh.

Mungkin saat itu menjadi titik balik yg mengajarkanku tentang indahnya kedamaian diri saat kita tak ribut lagi dengan penyakit2 hati. Alhamdulillah, Tuhan menuntunku dg sangat baik. Allah memang selalu sekeren itu.

"Kenapa kamu semudah itu memaafkan segalanya? Padahal dia sudah bla bla bla... "

Alhamdulillah, Tuhan memberi hadiah paling indah unt hidupku.

Lagipula, lebih ringan memaafkan daripada berharap agar orang lain tidak mengecewakan kita.
Karena cuma Tuhan yg gak akan pernah mengecewakan.

"Semudah itu juga kamu melupakan?"

Maaf dan lupa adalah 2 hal yg berbeda, beberapa bisa dg cepat berjalan beriring, namun sering kali juga tak kunjung bertemu di bawah satu naungan yg sama.

Untuk melupakan, aku selalu percaya, otakku adalah mesin sortir memori yg luar biasa. Dia paling tahu, kenangan apa yg pantas tinggal dan kenangan apa yg layak buang.

Lalu, apakah semua ini merubahku menjadi manusia suci?
Jelas ENGGAK lah 😂
Aku masih sama, pendosa.
Hanya saja, pendosa ini memilih untuk hidup dengan hati yg lebih damai.

Selasa, 06 November 2018

Baik Lebih Ringan

Kamu pernah merasa sakit dan marah kah ketika dihujat atau direndahkan serendah-rendahnya?
Lalu, untuk melampiaskan rasa sakit dan melupakan amarah, ikutkah kamu menghujat dan merendahkannya?
Aku percaya, tiap kata yang keluar dari jemari dan mulut manusia, mencerminkan hatinya.
Kamu percaya?
Seharusnya iya.
Karena hal baik sungguh lebih ringan

Pengikut