Senin, 26 November 2018

Mereka Pilihanku Atas Kehendak Tuhan

Tuhan selalu memberimu ruang yg bebas untuk memilih, akan menjadi apa dirimu satu langkah di depan nanti. Salah satu bukti adalah, bebasnya kamu memilih orang-orang yang tergabung dalam jaringan hidupmu.
Seperti halnya saat aku memilih mereka...


Hi, Sofi, kamu teman kecil yang kembali bertemu denganku ketika sudah beranjak dewasa. Walaupun sekarang kamu pun masih kecil (ppfftt, sorry )

Kita pernah dekat, Sof? Hahahaha, jawablah sendiri dalam hatimu.
Lucunya, ketika di sekolah dasar, genk mu dan genk ku tak akur, kan? Kamu punya genk versi anak pintar, dan aku punya genk versi anak... entahlah 

Tak banyak kenangan yang bisa kuceritakan selain genk mu, tapi aku memilih untuk membuat satu kenangan yang luar biasa bersamamu, kemarin.
Ya, kemarin kita berdua sempat berbagi tawa, lelah, kesal, dan candu dalam waktu singkat. Bagaimana tidak, salah satu impianku terwujud melalui ajakanmu yang random. Travels to foreign place without any guide, and we did it!

Sof, kita ke Singapura! Tanpa guide! Tanpa teman! Hanya berdua!
Hahahahhaa
Sekarang pun masih terasa, betapa gilanya hari itu. Mulai dari bikin passport hingga kita sampai kembali di rumah masing2.

Aku yang bukan teman dekatmu, kamu yang bukan teman dekatku, bisa berbagi kenangan luar biasa yang akan melekat seumur hidup, itu lebih dari luar biasa.
Aku mau tulis cerita ini di bagian tersendiri, semoga bisa ya :)


Riaaaaaaaaaa!!
Aku belum pernah memiliki yang seperti kamu!
Iya, kamu!
Tanpa berjanji, kamu sudah selalu berusaha ada di masa kelabu dan tawa recehku. Tanpa manuntut harus selalu bertukar kabar, kita sudah selalu terkoneksi.
"Mungkin ini kode Tuhan!" itu kalimatmu.
Ya, mungkin ini kodenya, bahwa kamu salah satu anugerah Tuhan yang terbaik yang pernah aku miliki.

Pertemuan kita bukan cerita yang terbaik, perjalanan pertemanan kita juga bukan yang terindah, mungkin. Tapi dari tahun 2011 hingga detik aku menuliskan ini, aku selalu bersyukur saat di Asri waktu itu Echa memanggilmu untuk bergabung dalam satu meja denganku. Jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah menemukanmu.

Hey gadis cengeng yang menggemaskan!
Aku jarang sekali bercerita dengan gamblang tentang semua perjalanan hidupku, tapi kulakukan itu di hadapanmu. Aku jarang sekali terisak biru, bahkan di depan saudaraku, tapi kulakukan itu saat bersamamu. Aku jarang sekali mendapatkan teman yang sanggup menerima semua keanehanku, tapi kudapatkan itu dari kamu.
Terima kasih :)
Jika aku meminta, tetaplah seperti ini, maukah kamu?


Kalian hebat!
Selalu ada sambat yang terselip di antara tawa tapi gak papa, karna kita masih manusia.
Hahahahaha

Kalian ingat gak siapa yang selalu rajin?
Kalian ingat gak siapa yang juga rajin? Rajin salin tugas orang lain?
Kalian ingat gak siapa tukang bolos?
Kalian ingat gak dosen mana yang ngeselin?
Kalian ingat gak tempat nongkrong favorit?
Kalian ingat gak detail2 kelucuan, kejengkelan, kegundahan, kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, bahkan kisah romansa yang pernah terjadi?
Ketika aku tak mengingatnya, aku tahu kalian akan selalu mengingatkanku.
Karena kalian Bigos terhandal yang pernah kukenal 

Rangkaian pertemanan dari 2011 ini jangan terputus, aku bahagia menjadi bagian dari tawa kalian, aku juga bangga menjadi saksi kesuksesan kalian.
Aku tak tahu, bagaimana gambar diriku di pikiran kalian, aku tak peduli. Yang kupedulikan hanya temu yang selalu ada di sela hiruk pikuk dunia kalian.

Mungkin akan datang hari, di mana satu persatu dari kita tak lagi bisa meluangkan waktu, sampai saat itu tiba, semoga Tuhan lebih sering menggariskan waktu kita dalam satu titik temu.


Hai, parterku yang menyenangkan!
Bagaimana caraku mendeskribsikan betapa aku beruntung mengenal kalian walaupun dalam waktu singkat?

Satu tahun tidak lama, tapi sudah menjadikan kalian keluarga.
Keluarga yang gimana?
Ya keluarga yang ada sebelnya, ada gak sukanya, ada ngambeknya, tapi juga selalu punya alasan untuk tertawa bersama.
Aaaahhh indahnya...

Bergabung bersama kalian memberiku adik baru, kakak baru, ayah baru, ibu baru, mungkin kita harus bikin KK baru?

Alasan bahagia saat bersama kalian otomatis menjadi lebih sederhana. Sesederhana camilan-camilan dari para supplier. Sesederhana pangsit mie buatan Pak Wawan saat hujan. Sesederhana traktiran durian dari Pak Fajar. Sesederhana cari-cari alasan untuk bisa kabur ke Batos atau Plasa Batu bersama Risna. Sesederhana heboh kepedesan gara-gara seblak mbak Yani. Sesederhana punya pengganti koplak seperti Nanda.

Sesederhana itu...

Terima kasih, kalian...
Kalau janjian jalan, laksanakan, jangan cuma wacana yang keterusan
Hahahaha


Aku tak pernah mengira, pilihanku selalu membawaku kepada orang-orang yang luar biasa. Contohnya mereka.

Pernah baca tulisanku tentang salah satu Coffee Shop di Malang yang enak dan nyaman di kantong?
Kalau belum, bisa kalian baca di sini, dan tiba-tiba jadilah aku bagian dari mereka.

Padahal aku masih jadi fans mereka di bulan Maret, lalu dengan ajaib, aku menjadi satu lingkaran dengan mereka di bulan Agustus. Yang awalnya aku menamakan mereka surga dekat rumah, sekarang aku menjadi bagian dari surga itu. Bagaimana perasaanku saat ini?

Undescribeable!

Saat awal bergabung, aku tidak berani untuk berekspektasi tentang apapun, karena aku takut kecewa. Tapi kemudian, mereka memberikan realita yang menakjubkan. Mereka adalah partner dan guru yang istimewa. Banyak hal yang menarik untuk dipelajari dari mereka. Aku sangat mau untuk mempelajari semua yang bisa aku pelajari dari mereka. Semoga ada umur dan waktunya.

Btw, Selamat Ulang Tahun yang ke 7 Amstirdam! Semoga kalian selalu bisa memberi kebahagiaan dan manfaat bagi yang dekat maupun yang jauh.
You are awesome!!

_________________________________________

Mereka, segelintir manusia yang membawa banyak cerita. Mungkin hidupku yang datar ini akan semakin datar kalau aku tak memilih untuk bergabung menjadi bagian dari mereka. Dan betapa hebatnya Tuhan yang menulis skenario hidupku hingga aku akhirnya memilih mereka.

Sebenarnya masih banyak lagi, walaupun tak sebanyak milikmu (mungkin), kali ini aku telah bercerita tentang mereka semoga lain waktu aku bisa bercerita tentang manusia-manusia hebat lainnya.

Minggu, 18 November 2018

Diam

Diam

Memang mengandung keambiguan, wajar jika sering salah makna. Tapi, ketika sedang meledak-ledak, aku memilih untuk diam... dan berpikir...  Perlukah aku berbicara? Pantaskah ini dibicarakan?

Semoga, diamku kali ini benar.

Sabtu, 17 November 2018

You Deserve Peace

"Forgive others, not because they deserve forgiveness, but because you deserve peace." - Jonathan Lockwood Huie -

Beberapa kali ada yg bertanya kepadaku, "Kenapa kamu semudah itu memaafkan segalanya? Padahal dia sudah bla bla bla... "

Jujur, aku bukan manusia yg suci dan berhati murni bak dewi. Big NO!
Aku adalah seorang pendendam dan pendengki yg ulung. Aku pencaci dan pengeluh yg handal. Aku pendosa yg luar biasa.

Lalu, pada suatu hari aku, yg terbiasa merundung dan menyalahkan keadaan atas semua yg kualami, dipaksa untuk menelan kenyataan bulat2 walaupun menyakiti kerongkongan. Aku dipaksa untuk merelakan segala yang terjadi dan menerima jalan takdir yg telah tergaris.

Aku, dipaksa untuk memaafkan semua orang, termasuk diriku sendiri. Menerima eksistensi mereka, dan menerima diriku sendiri secara utuh.

Mungkin saat itu menjadi titik balik yg mengajarkanku tentang indahnya kedamaian diri saat kita tak ribut lagi dengan penyakit2 hati. Alhamdulillah, Tuhan menuntunku dg sangat baik. Allah memang selalu sekeren itu.

"Kenapa kamu semudah itu memaafkan segalanya? Padahal dia sudah bla bla bla... "

Alhamdulillah, Tuhan memberi hadiah paling indah unt hidupku.

Lagipula, lebih ringan memaafkan daripada berharap agar orang lain tidak mengecewakan kita.
Karena cuma Tuhan yg gak akan pernah mengecewakan.

"Semudah itu juga kamu melupakan?"

Maaf dan lupa adalah 2 hal yg berbeda, beberapa bisa dg cepat berjalan beriring, namun sering kali juga tak kunjung bertemu di bawah satu naungan yg sama.

Untuk melupakan, aku selalu percaya, otakku adalah mesin sortir memori yg luar biasa. Dia paling tahu, kenangan apa yg pantas tinggal dan kenangan apa yg layak buang.

Lalu, apakah semua ini merubahku menjadi manusia suci?
Jelas ENGGAK lah 😂
Aku masih sama, pendosa.
Hanya saja, pendosa ini memilih untuk hidup dengan hati yg lebih damai.

Selasa, 06 November 2018

Baik Lebih Ringan

Kamu pernah merasa sakit dan marah kah ketika dihujat atau direndahkan serendah-rendahnya?
Lalu, untuk melampiaskan rasa sakit dan melupakan amarah, ikutkah kamu menghujat dan merendahkannya?
Aku percaya, tiap kata yang keluar dari jemari dan mulut manusia, mencerminkan hatinya.
Kamu percaya?
Seharusnya iya.
Karena hal baik sungguh lebih ringan

Kamis, 18 Oktober 2018

Aku Berpikir untuk Khawatir

Bolehkah aku jadi khawatir?
Berjuta komitmen terjalin erat, pada akhirnya terurai cepat.
Dari orang terdekat hingga orang lewat

Mereka bilang,
cinta itu indah tapi bukan milik mereka sekarang.
Hidup itu keras, butuh beras. Bukan cuma puisi di atas kertas.
Cinta itu seperti permen kapas. Cantik warna warni. Manis membahagiakan. Namun pudarnya lebih cepat dari tarikan nafas, lebih singkat dari kedipan mata.


Lalu, aku jadi berpikir.
Boleh kan aku khawatir?

Selasa, 16 Oktober 2018

Aku Buntu Menulis Tentang Tembok atau Kamu

"Kenapa gak nulis lagi?"

Aku buntu!

"Buntu bukan masalah!"

Tapi, buntu. Banyak tembok-tembok tinggi. Aku gak bisa lihat apa-apa.

"Temboknya seperti apa?"

Emmm... Aku tahu maksudmu!

__________________________________ :)

Sekarang aku harus belajar bertahan sekaligus mencari cela dari tembok tinggi yang (mungkin) kubangun sendiri.
Tembok-tembok itu entah sejak kapan sudah menjadi tebal dan tinggi. Hingga sejauh pandang yang kulepas ke atas, tak kudapati ujungnya dan selekat apapun telingaku mencari sumber suara lain diluar, tak tertangkap apapun.

Kamu tahu?
Di dalam tembok tak melulu kelabu. Ada banyak hal yang berlari-lari meminta untuk ditangkap lalu dibaca. Ada juga yang sudah menempel pada tembok, menyatu tapi pudar, menunggu untuk kulukis ulang. Pun ada yang bergelayut manja di langit-langit menanti kugapai lagi.

Kamu tahu?
Di dalam tembok juga begitu nyaman dan tenang. Alas rumput hijau yang lembut tanpa kerikil menjadi pijakanku sehari-hari. Matahari, bulan, bintang, dan awan tak pernah saling menunggu. Mereka bertemu setiap waktu, bersenandung indah untukku. Tawaku bebas meledak, tak ada yang menolak, para bunga menari-nari kocak. Tangisku pun begitu, menganak sungai tanpa arah tak pernah menjadi masalah.

Kamu tahu?
Ah, kamu takkan pernah tahu. Karena di dalam hanya ada aku.

Justru karena kamu tak pernah tahu, di dalam memang menjadi nyaman tapi tak ada kamu.
Justru karena tak ada kamu, di dalam yang sudah tenang menjadi kurang.
Justru karena kamu tak pernah tahu dan tak ada di situ ...
Aku ingin keluar, menemukanmu, menjadi tamak dengan memilikimu, lalu kembali dengan bahagia karena bersamamu.

Hai kamu!
Sekarang, maukah kau tahu?

__________________________________ :)

Ok, cukup untuk hari ini

"Besok ceritakan hal lain!"

Mungkin...

Jumat, 04 Mei 2018

Thank You

When you lost of control, take a deep breath, then say 'Thank You'
Let's see how magical it is

Senin, 23 April 2018

You Just Know The Name, Not The Whole Story

You know the name, not the story

Sebagai manusia, saya atau kamu pasti pernah berpikir tentang sesuatu pada seseorang. Entah itu hal yang baik atau bahkan buruk. Menurut saya itu manusiawi, tapi butuh konfirmasi. Hanya jika, kamu ingin meyakini bahwa yang sedang kamu pikirkan adalah sesuatu yang benar. Karena, you just know the name, not the whole story. Kalau tidak, yasudah. Tak perlu pusing, toh tidak berpengaruh pada bumi yang sedang kamu pijak.

Konfirmasi adalah bukan tuduhan.

Ketika kamu mulai menuduh, kamu sudah meyakini pikiranmu tanpa mencoba menyelami cerita dengan utuh dari sisi dia yang sedang kamu pikirkan.

Adilkah?

Sedangkan yang kamu pikirkan adalah orang yang pribadinya memiliki visi, misi, kehendak, watak, keterbatasan, dll yang tidak termasuk pada teritorialmu.

Kita, sebagai makhluk sosial, sudah sewajarnya bersosialisasi, bukan saling mengintimidasi atau menganut aliran bathin-isasi. Makhluk sosial ya bersosialisasi, berkomunikasi, bukan sok jaga gengsi hingga akhirnya beropini sendiri tanpa ada landasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

You know the name, not the story

Selasa, 17 April 2018

Kecewa

Kuingin marah..
Melampiaskan..
Tapi ku hanyalah..
Sendiri di sini..
Ingin kutunjukkan..
Pada siapa saja yang ada..
Bahwa hatiku..
Kecewa...
(Kecewa, BCL)

Ada yang pernah bilang sama saya kalau emosi saya sedang meluap-luap sedangkan saya tidak sanggup mengekspresikannya, tumpahkan pada tulisan.
"Tulis! Jangan mikir! Tulis saja!" Begitulah kira2 waktu itu dia bilang.
Saya punya yang semacam itu, tapi malu pas saya baca lagi. Alay!
Tapi dia bilang, "Justru saat kamu membacanya lagi dengan perasaan jijik, geli, malu, saat itulah emosimu sudah menguap dengan sukses. Tertawakan tulisanmu, tertawakan masalahmu. Tertawakan!"

"Selamat menertawai dirimu sendiri. Paling tidak, hatimu tidak lagi penuh. Sudah cukup ruang untuk menerima segala kemungkinan. Paling tidak.."

Hei kamu, ayo tertawa bersama, nanti kutuliskan semua tentang topeng yang terbang di siang bolong dan hanyut lebur dijemput petang.

Senin, 16 April 2018

We're Not and Never Be A God

Banyak manusia ngomong benci tentang ujaran kebencian dengan mengujar kata2 benci. Membenci perang dengan cara memerangi. Membenci pendosa dengan cara memaki.

Mungkin sama dengan manusia yang ngomong bahwa manusia pasti berbeda dan kita harus saling menghargai perbedaan itu dengan membuat kasta, level, derajad, de el el.

Mungkin juga satu level dengan manusia yang ngomong bahwa rejeki sudah ada yang atur, kita hanya perlu menjemput dengan cara cari suami/istri berharta warisan bejibunnya minta ampun, active income up to 200jt, passive income up to 500jt, bisa bikin kita belanja tanpa melihat price tag dan gak ketakutan gabisa bayar tagihan.

Bisa jadi sederajad dengan manusia yang meyakini bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa kemudian menghakimi masa depan suram selalu milik pendosa beserta keturunannya dan masa depan cerah wajib milik manusia selainnya.

Bisa jadi saya berbaur dengan mereka :)

Rabu, 11 April 2018

Akrab Tak Sebercanda Itu

Percayalah, pertanyaan "Kapan Lulus?", "Kapan Nikah?", "Kapan Punya Anak?" dan KAPAN yang lain bukan sebuah lelucon.
Dulu aku pernah menganggapnya sebagai bahan bercanda dan pertanda 'keakraban' tapi sebenarnya akrab tak sebercanda itu.

Belajar untuk tidak membuat hati orang lain terganggu dengan pertanyaan yang jawabannya HANYA dimiliki oleh TUHAN. Rubah dong isi konten rasa pedulimu dari pertanyaan dengan doa dan dukungan. Begitu berat mengucap doa? Begitu rumit memberi dukungan?
Belajar!

Semua manusia sudah tercipta dengan jalurnya masing2. Tak perlu dipertanyakan, waktu akan selalu menunjukkan kapan dia begini, kapan dia begitu. Bukan kewajibanmu/ku untuk ikut andil dalam menilainya. Pun bukan hakmu/ku untuk selalu mempertanyakannya.

Jika pencapaian sahabatmu cepat, berbagahialah untuknya. Jika pencapaiannya sedikit terhambat, berdoalah yg terbaik untuknya.
Bukankah hal baik yang dilakukan dan disebarkan akan kembali dengan hal baik pula?

Ini cuma berat, bukan mustahil.

Percayalah, pertanyaan "Kapan Lulus?", "Kapan Nikah?", "Kapan Punya Anak?" dan KAPAN yang lain bukan sebuah lelucon.
Dulu aku pernah menganggapnya sebagai bahan bercanda sebagai tanda 'akrab' tapi sebenarnya akrab tak sebercanda itu.

Iniadalahsebuahmediapengingatpribadi,jadikalausuatuhariakulupa,ingatkan,terimakasih.

Minggu, 01 April 2018

FlashPost : NOW!

No word to say, but I should to talk
Then..
What I suppose to do?

Just TALK!
Don't think!
You've thought this forever

Yea, but..

No BUT, but NOW!

---
Dan kemudian hening berlanjut tanpa batas hingga melampauinya.

Kamis, 29 Maret 2018

Cuma Cerita

Yo! Wazzaaaappphhhhh :D

Btw, sore ini lagi di kantor, sendirian, ditemenin Momo yg lagi nyanyi "Lumpuhkan Ingatan". Hmmm, mood sore ini gak cocok sih sama isi lagunya si Momo, yg cocok cuma judulnya. Lumpuhkan pleaseeeeee, hahah.

 Hai Meja Kerja Kesayangan

Mau ngegalau lagi nih? eeaaaaa....
Gak juga sih sebenernya.
Saya manusia anti galau sedunia !
Cuma pengen cerita dikit nih, cerita aja loh ya, bukan galau. Inget nih, cuma CERITA, bukan GALAU.

Ngakak banget ngetiknya anjay, aku mau cerita sedih niihh, dududududuh :'D

Oke, bangun mood lagi .. Inhale .. Exhale ..

Jadi begini..

Ketika pekat tak kunjung pergi dari jangkauan, mungkin ia menunggu untuk disentuh.
Kepekatan yang menggumpal dan membumbung rendah tepat sejengkal dari ubun-ubunku, sudah berada di sana entah sejak kapan. Hingga aku merasa teduh namun gusar. Aku merasa nyaman namun pakau. Kemudian seseorang meneriakkan kenyataan dan menampar wajahku hingga terdongak ke atas.
Nampaklah gumpalan kepekatan yang siap untuk meleburku kapanpun.
Aku salah, telah menepikan, tak berani menyentuh, membesarkan kehawatiran, menyempitkan logika.

Lalu, aku mulai bertanya, pola yang telah terajut itu sudah benar kah? Tak pernah kutengok ia, sudah luruskah, mungkin beda kah, tidak cocokkah, kusutkah?
Lalu, aku mulai menyepi, bersendeku, memeluk logika dan hatiku, menahan tangis sendiri, menggenggam jemari keyakinan yang telah kubangun untuk menemani langkahku dengan erat. Berharap ada transfer energi untuk sekedar menelan beberapa butir nasi hari ini.
Lalu, lututku kuyu.
Tolong !

Hmmm.. Tak ada pertolongan kecuali menamparkan muka padanya. Menghadapi dengan segala sisa tenaga. Dan keyakinan bahwa Tuhan lah pembawa berita bahagia.
Ya, tak ada jalan lain.
Hadapi atau hadapi.
Karena yang lari cuma banci.

Lalu, lututku kuyu.
Tolong !

Jumat, 23 Maret 2018

Ngopi Enak Nyaman Di Kantong


"Slurrrpppp... Aaahhh.."
Udah lama juga nih gak ngopi sendirian macam malem ini. Semacam orang freak ya yang gapunya temen, ahhahaha. Tapi ini salah satu me time terbaeque selain mager di rumah, luluran, maskeran, nonton film, makan bakso, nyemil es krim, eh banyak juga ya wkwkwk..

Sebenernya gak sengaja juga siihh, biasanya mah lebih milih mager di rumah karena pulang kerja udah remuk redam niih badan, gak sanggup lah kalo dipake mancal motor lagi. Cuman beberapa hari ini inet di rumah lagi ngadat. Auk dah kenapa, mungkin providernya mau bangkrut :( Jadi berasa hampa aja mau mager di rumah. Gak mungkin kan streaming youtube pake kuota hp :') bisa gemeteran nih hp, blm waktunya beli kuota tp udah libas abis. Makanya, langsung cabut cari warung kopi asik yang murah, enak, wifi kenceng, dan deket rumah. Wah surga gak tuh?? Surga banget siihh buat pecinta kopi murah, enak, dan fakir kuota. LOL

Ada tuh tempat nongkrong kyk gitu? ADA!
Namanya "Amstirdam Coffee" alamatnya di Ruko Soekarno Hatta Indah No. D18 Kota Malang. Kalo dari rumah, pake motor, kira-kira 10 menit udah sampe sih. Deket kan? Dan Jl Soekarno Hatta itu kalo di Malang semacam pusat tempat nongkrong gitu. Buwanyak banget tempat nongkrong yang seru. Mulai dari yang harga muwahal sampe harga nyaman :D

Di Amstirdam ini harga kopi antara 10k - 15k. Nyaman di kantong kan? Apalagi kalo mau ngerjain tugas, berlama-lama disini juga gak bikin kantong bolong sih.
Dengan harga senyaman itu rasa kopinya luar biasa enak >_< tapi nilai dari lidahku gak bisa dipake buat ukuran siih LOL. Karena aku bukan pecinta kopi. Aku masih sekedar penikmat. Yang jelas, kopinya gak pahit. Syukaaaakkkkkkkk
Menurutku dengan harga segitu, worth it laah untuk dicoba :)



Konsep cafenya itu termasuk unik, jadi campur sama tempat roasting kopi, warehouse, dan bar. Semua serba open daah. Jadi kita bisa lihat langsung proses produksi kopi, tanya-tanya sama ownernya, ngobrol bareng baristanya, foto-foto, video, wah semuanya bebas. Buat para remaja milenial yang kepo, suka stalking gajelas gitu, cucok meong lah kalo ke sini. Jadi ke-kepo-annya itu tersalurkan dengan hikmat, nyaman, dan aman. LOL



Mungkin di sini bukan tipe cafe yang high dengan polusi suara minim, kursi empuk, menu makanannya banyak dan serba ke eropa-eropaan itu. Di sini lebih ke warung kopi sih. Semua yang dateng dengan gembiranya ngobrol, ketawa-ketawa, berbagi, bener-bener nongkrong dan bukan sibuk sama gadget masing-masing.
Jadi inget warkop di pinggir jalan yang biasanya berpelanggan sopir-sopir itu kan :D Sederhana, enak, nyaman, dan penuh dengan cerita.



Amstirdam juga punya hal yang unik sih dalam mengelola publikasi. Kalo dilihat dari instagramnya, mereka punya beberapa event tertentu dalam bentuk hastag (#) yang rutin dan itu selalu dituggu-tunggu sama followersnya. Seperti #diskusidibar, #dibalikbar, #kejutanamstirdam, dan Live Accoustic tiap malem minggu.
Aku gabisa jelasin satu-satu siihh, langsung kepo aja sama instagramnya di @amstirdamcoffee

Waahhh malem ini jadi berasa lagi endorse ya, LOL. Padahal gak siih, ini karna aku suka banget sama tempatnya, baristanya juga ramah, ownernya lowprofile, tempatnya nyaman, wifi kenceng, kopi enak, harga nyaman di kantong, deket pula dari rumah. Surrgaaaaaaaaa ahahhaha

Buat yang di Malang, coba deh sekali-sekali. Siapa tau kan selera kopi kita sama nih. Jadi bisa nongkrong bareng di sana. Bonus PDKT ama baristanya kan lumayan LOL :D:D:D

Oh iya, tapi kalo ke Amstirdam jangan tanggal merah, soalnya mereka libur. Kok cafe libur tanggal merah? Aneh?
Mungkin sih konsepnya emang gitu, jadi weekdays kita ngopi di luar, weekend dan hari libur kita ngopi di rumah bareng keluarga :)
Itu opini aku sendiri loh gaes, ahahaha, belum konfirmasi sih sama yang punya :p

Rabu, 21 Maret 2018

Drama Girl

Woaaahhhhh so long time no write here. Hi, ma blog, I miss you so much !!
And, what's next?
Ok, Firstly first I wanna say Thank God for everything happend till today, the fresh air, health, ages, friends, smiles, laughs, loves. But, I really sorry that today I will also admit how ungrateful I am lately.

Hmmm.. sampe sini pake bahasa indonesia ajalah ya :D LOL
Mau curhat tapi capek musti mikir dulu

Ok, Skip

Tadi pagi, ada percakapan singkat dalam otakku antara diriku dengan diriku. Jadi mereka bercakap-cakap sembari aku berusaha untuk fokus dengan kendaraanku agar tetap berhenti dan maju disaat yang tepat.
Mereka ngobrolin apa sih?
Yah tiba-tiba mereka jadi mengingat tentang mimpi-mimpi yang sudah lama aku musiumkan, atau macam-macam kenangan picisan yang sudah lama tak lagi ku hiraukan, kemudian mereka memasuki bagian terjal dalam hidupku yang dimulai dari beberapa hari kebelakang.

Mungkin, sejak bulan Februari, kesehatanku agak sedikit kacau. Sering sakit walaupun hanya sakit ringan. Cuman yang bikin kesel tuh, belum bener-bener sehat sudah datang lagi yang lainnya, and it keeps going till a couple days ago. Kemudian... beberapa hari yang lalu saat sedang berleha-leha di rumah karena aku ijin sakit satu hari, ada sebuah postingan akun publik di Instagram yang berbunyi, "Depresi itu berbahaya, bahkan dapat menggerogoti kesehatanmu dari dalam tanpa kau sadari." Well, I have to say that was so 'mak jleb'

Mak jleb?
Hahahhaha, yaahhh memang beberapa bulan ini lagi banyak pikiran siihh, tapi sesuai yang para motivator sering bilang, "Show must go on !!" Ya, aku menjalani hari-hariku seperti biasa kok. Aku gak lari dari masalah, tapi aku juga gak mikirin sampek bikin insomnia atau gak nafsu makan atau sayat-sayat tangan, hell no!

Dan, di sinilah percakapan tadi pagi menjadi agak masuk akal tapi juga gak masuk :'D LOL
Myself said that those illness couse of 'I always pretending that everything is fine'
Pretending? Pura-pura?
Apa bisa 'kepura-puraan' bikin aku selalu tertawa dengan jujur, jalan-jalan dengan santai, makan dengan nikmat, dan tidur dengan nyenyak?
Tapi aku juga jadi mikir, apa aku sudah terlalu lihai dalam berpura-pura sampai tubuhku sendiri tertipu?
And not everyday I'm ok actually, I cry too. Sometimes.
Aku bahkan pernah menangis tersedu-sedu, meraung-raung, di bawah deras hujan, like thousand movie scenes.
Aku juga pernah menangis lirih di toilet kantor karena tak ingin ada yang tau bahwa sebenarnya aku tak sekuat itu :'D Yeah, now they will know.

Hal yang mengganggu pikiranku selama berbulan-bulan ini bukan hal yang bisa diputuskan solusinya hari itu dan akan selesai perkara 3/4/5 hari setelahnya. Ini butuh proses yang bahkan aku baru sadar kalo lebih panjang dari yang aku bayangkan.
Jadi, aku berusaha berlapang dada dengan menjalani hari-hariku seperti biasa dan menepikan sebentar tentang masalah ini. Toh aku sudah merumuskan segala solusi lengkap dengan cara eksekusinya.
Bisakah menunggu hasil dari proses itu dengan cara berbesar hati, tersenyum seperti biasa, makan seperti biasa, tidur seperti biasa adalah suatu kepura-puraan?
Aku juga gak tau.

Jadi inget, ada temen yang sempet curhat tentang keputus asaannya menjalani hidup karena habis putus cinta. Dan kuberi nama dia 'Drama Boy'
Now, it seems like I am the 'Drama Girl'

Jadi intinya, hari ini cukup sekian dan terima kasih. Saya cuma butuh curhat :)

Pengikut