Selasa, 25 Maret 2014

Blue, Aku Layu

Hi, Blue..
Lama tak berbagi rasa dan cerita :)
Bagaimana tentang harimu? 
Aku? Masih saja di sini, seperti biasa, tak ada yang berubah.

Aku mulai kehilangan arah, hampir tersesat.
Tenggorokanku kering, kehausan.
Blue, aku layu.

Kau bilang, rasa juga bisa berkarat saat tak berpayung dan berselimut, dan benar adanya.
Sayangnya, karat mengaratkan semangatku.

Kemarin, ada senyum lain yang mengalihkan pandang dan perhatianku sejenak.
Sekarang, senyum itu sudah pulang, dan aku juga harus pulang.
Besok, mungkin bisa kutemui lagi, namun besok entah ada atau tiada.

Blue, aku layu.
Dahagaku telah sampai pada pijakan tertinggi.
Dahagaku butuh "air"

Senin, 24 Maret 2014

Flash Post: Temukan!!!!!

Aku tahu diri, ini memusingkan.
Aku sibuk sendiri, ini membingungkan.

Aku rindu, rindu berharap.
Aku kangen, kangen merindu.

Aku, kamu, belum ada kita.
Aku, kamu, mungkin bukan kita.
Aku, kamu..

Jarak, kubuat untuk ditemukan!
Temukan!

Kamis, 20 Maret 2014

Pembelaan Tapi Logis kan?

Ternyata banyak yang mengeluh dengan gaya ngobrol orang-orang jaman sekarang. Dari mulai baca blog, dengerin radio, nonton tv, sampai ngerumpi di kantin, semuanya ngeluh soal gadget yang katanya "bisa mendekatkan yang jauh" eh nyatanya bikin kita jauh dari orang terdekat.

Tadi, waktu ngopi di cafe yang kebetulan nongol pas gerimis mulai turun, ada dua mbak-mbak yang kelihatannya sahabatan, ngikut neduh dan ngopi di samping mejaku. Sebenernya gak ada niat buat merhatiin tingkah mereka berdua, tapi terlihat. Bukannya ngobrol, malah asik sama gadget masing-masing. Saking serunya mereka sampai sesekali mereka noleh kesel ke arahku yang tiba-tiba ngakak tanpa sebab. Wajar dong ya kalo aku yang ketawa-ketiei sendirian, kan aku emang dateng sendirian. Lha mereka?

Bukannya menggurui atau mau menjatuhkan, tapi aku jadi sedikit gak terima karena aku pernah kena semprot dan berlabel "freak" gegara aku lebih suka nongkrong di cafe sendirian berteman novel atau buku tulis atau tugas atau notebook. Lha justru aku masih waras makanya aku lebih suka nongkrong sendirian dari pada ngajak temen yang akhirnya ntar saling sapa lewat chatting juga (padahal sebelahan). Buat apa??

Yaaaahh ini mah emang tulisan sebagai pembelaan terhadap ke"freak"anku, hehehe.
Tapi, logis kan?

Rabu, 05 Maret 2014

Flash Post: Hello, Stanger!

Asing, tapi tak asing.
Dekat, tapi tak dekat.
Jauh, mungkin sangat.
Bisa jadi muncul dengan cepat lalu menghilang bagai asap.

Namun, ada sesuatu yang tergelitik saat tersentuh sedikit.
Namanya...

Hmmm, kadang rahasia lebih indah dengan tetap menjaga kerahasiaannya.

Hello stanger, do you think about me?

Selasa, 04 Maret 2014

Aku Bodoh Karena Meniadakanmu

Suatu hari, ketika kotak menjadi begitu sunyi dan masa mendekati malamnya, aku menemukanmu masih cantik dan menggoda. Kau, manakala sedang termenung dan bergumam pada jiwamu yang sepi, kusapa pelan dengan hati-hati. Kuajak kau membunuh hampa, namun.. rupanya ucapku tak terlalu indah terdengar atau penampangku bukan yang kau idamkan atau dunia menjadi terlalu asing hingga tak ada hasratmu bertukar kata.

Urung, malam itu aku kembali tidur sendiri, menampik jauh tentang mimpi hangat merah muda serta kuning ceria juga sendu romantis sang jingga.

Pagi-pagi sekali, doaku terjawab, kau dan aku akan tinggal dalam kotak yang sama. Kau, bahkan semakin menggairahkan, ketika baru membuka jendela hari setelah berpeluh dalam mimpi semalam. Namun, bisu masih menjadi namamu. Tak mengapa, aku sabar.

Kau, si merah jambu yang lengkap dengan wangi ranum buah strawberry, sepanjang siang berpaling muka. Entah mengapa bisa begitu angkuh dikau padaku, mungkin wangi kayu lame yang mengusikmu atau.. entahlah..

Sudah kupikirkan matang-matang, kau mungkin bukan tipe yang suka terlihat tak lagi indah, sudah kupikirkan caranya. Aku terlalu mengagumimu hingga kubuat aksara yang sempurna, tak ada lagi jahil dengan sengaja membelot agar tak kubutuhkan kau untuk memperbaikinya. Sesekali, pernah aku terpeleset tapi tak kupanggil kau, si merah jambu. Dengan sigap kutempelkan kepalaku pada coretan yang salah, kuhapus sebisaku.
Aku rela, asal kau tak terluka.
___
Kau menyakiti hatiku! Aku hidup juga memiliki arti dan ingin berguna, tapi kau malah membuatku tampak bodoh dan sia-sia. Kenapa?! Cacimu di suatu malam.

Tangismu membanjiri hatiku yang telah tersayat oleh jemariku sendiri.
Tak kukira, dengan menjagamu justru membunuhmu perlahan.
Maaf..

image source: http://www.wired.com/images_blogs/wiredscience/2011/10/pencil-eraser-flickr-mujalifah.jpg

Senin, 03 Maret 2014

Judulnya: Januari, Warnanya Kucari #6

Aku berlari, mencari asal petikan gitar yang sangat familiar ini dan sepertinya ada sesuatu dengannya. Dadaku bergemuruh,
In a far land across
You’re standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me
dan pelan-pelan aku melafalkan lirik yang sama. Ya, aku mengenal lagu ini.
___
Kutemukan sebuah piringan hitam berputar-putar diatas gramophone kayu yang terlihat cantik dan indah. Gramophone itu menjadi satu-satunya yang berwarna sekarang.
If only I could find my way to the ocean 
I’m already there with you 
If somewhere down the line 
We will never get to meet 
I’ll always wait for you after the rain
Jemariku menelusuri tiap sudut gramophone cantik itu dengan hati-hati, masih dengan bibir berkomat-kamit. mengekori lirik lagu yang terputar. Entah bagaimana cara menjelaskan bahwa lagu ini sangat kuhapal bila judulnya pun aku tak ingat. Namun kubiarkan nada-nadanya memenuhi gendang telingaku hingga kenyang, kubiarkan harmoninya memelukku hingga sesak.

"I'll always wait for you after the rain.."

Nadanya habis, aku terpaku sesaat bersamaan dengan piringan hitam yang tak lagi berotasi. Kretek.. kretek.. kretek.. kuputar engkel disaping gramophone, kuayunkan jarum gramophone untuk kutempelkan pada piringan yang telah berputar kembali. Aaaahhh... Kupenuhi rongga dadaku dengan udara, mataku terpejam, kepalaku terangkat.

Pletak!! Aww..!!

Kugosok-gosok kasar jidatku sambil menahan sakit. "Sakiit.. Apaan sih tiba-tiba main jatuh aja," dengusku kesal. Baru saja kumulai dramaku sendiri untuk menikmati romantisme yang ada tapi sesuatu yang menimpa jidatku membuyarkan semuanya dengan nakal. Kucari benda misterius apa yang sebenarnya dengan lancang mendarat di atas jidatku. Dan yang kutemukan adalah sebuah remote control kecil berwarna abu-abu. Kupungut juga mengutuknya, karena walaupun kecil tetap sakit jidatku ditimpanya.

Hmmm... Aneh, pikirku. Remote ini hanya punya dua tombol, satu bersimbol "play" dan yang lain "stop". Pasti ini bukan milik gramophone itu, jelas-jelas piringan hitam kuputar secara manual tadi. Kupandangi lekat-lekat, penasaran.

Ctik!

Bhhzzzz...
Dengan ajaib, di hadapanku menjadi layar proyeksi tiga dimensi yang memunculkan gambar semut seperti televisi yang sedang kehilangan signal.
___
to be ontinued
___

Minggu, 02 Maret 2014

Kamu Adalah Dunia, Sedangkan Aku Cuma Manusia

Kamu adalah dunia, sedangkan aku cuma manusia.
Kamu lakukan rotasi tiap hari dengan segala daya dan tanggung jawab, sedangkan aku cuma manusia.
Kamu berevolusi dan merayu mentari agar tetap berpijar di tempatnya untuk menghangatkan manusia, sedangkan aku cuma manusia.
Kamu punya baju pelindung bernama atmosfer, sedangkan aku cuma manusia.

Akulah manusia, Khalifahmu, seharusnya.
Namun sepertinya, aku bukan manusiamu. Sebab, kamu menjadi sembab.

Kemudian, aku berharap punya dunia yang lain...

Lalu, kamu?

Pengikut