Sabtu, 31 Maret 2012

Ternyata, Masalahnya Ada pada 'Kita'

Setengah menahan tawa. Tapi miris juga. Karena Bhineka Tunggal Ika terlahir untuk diacuhkan oleh pemiliknya sendiri. Apa ya yang salah? Entahlah.

Semua sedang sibuk dengan berbagai macam opini tentang BBM, pemerintah, rakyat, demo, mahasiswa, anarki, dan segala macam cabang-cabangnya. Lalu seseorang menanggapi, "Persoalannya bukan di pembahasan tapi terapan."
Ya, dia tak salah. Tapi ada yang menggelitikku.
Lalu aku membalas. "Dan tak ada pembahasan masalah terapan yang benar-benar diterapkan. Semua cuma bermodal omongan. Yang berkoar-koar di salahkan atas keanarkian dan kesalahan penempatan amarah. Yang diam di tuduh angkat tangan dan tunduk dengan kediktatoran petinggi. Yang duduk lagi rapat di umpat sampai tandas." 
Dia hanya tersenyum lalu berkata, "Kok tau?" Lalu kami tertawa.

Ternyata kami berdua tak beda dengan mulut-mulut lain yang sedang adu argumen dan perang kata-kata.
Lucu juga ya :D
 

Rabu, 28 Maret 2012

Carut-marut, lalu Menata Lagi

Meredup ...
Selarik yang lalu kusematkan di tahta tertinggi
kini t'lah layu redup hampir mati

Tai kucing !!
Omong kosong dengan kilauan sarat petaka !
Tapi ...
Yasudahlah, 'bangsat' pun takkan merubah apa-apa

dan .. kubiarkan biru kelabu itu menumpuk pada kotak-kotak usang yag bersarang di sudut senyum pilu

Selamanya cinta, merindu pada kelegaan atas dahaga yang nyata
Seperti memori, mencatut harga mahal atas apa yang terkenang dan terbagi

dan .. kubiarkan kadal binal yang merecok, merayap menderap, berkeliling sesuka hati, hingga saatnya dia harus kumutilasi

Apa lagi ?
Yaah .. berjuang sendiri tak harus menjadikan akal sehat bunuh diri
Lalu ?
Hemm .. butuh sayatan lembut atau tamparan hangat agar getir tak guyuri jati diri


Salam hangat,
yang terpasung janji yang mencoba tetap sehat rohani

Kamis, 22 Maret 2012

Menjadi yang Teracuhkan




Manusia, makhluk sosial yang egois. Selalu meminta, karena mereka memang butuh, tapi sering malas untuk memberi.
Butuh untuk dimengerti, butuh untuk dihormati, butuh untuk dihargai, dan butuh-butuh tetek bengek yang lainnya yang mendapatkannya harus dari pemberian orang lain.

Siang ini, saat penutupan seminar nasional tentang kenaikan BBM di kampus, sebuah band fakultas menampilkan diri sebagai penghibur terakhir setelah seharian ratusan otak dicekoki dengan gunjingan dan kritik tajam terhadap pemerintah. Niat baik tak selalu disambut baik. Ternyata ratusan otak jenuh itu tak butuh hiburan, mereka butuh keluar dari ruangan. Karena tak sepaham, band fakultas tetap bernyanyi di depan panggung dan otak-otak kepanasan mulai semburat mencari pintu keluar. Pemandangan yang menyakitkan.
Emm, mungkin kesalahan ada pada band fakultas atau panitia penyelenggara yang kurang mengerti kebutuhan para pesertanya.
Namun ...
Apakah kita dihalalkan untuk membuang muka pada apa yang tak kita butuhkan?

Saya pernah berada di posisi yang sama dengan band fakultas. Tak usah dijelaskan bagaimana rasanya, tentu setiap orang tau. Tapi sayangnya tau hanya sekedar menjadi 'tau' jika tak mengerti.

Lagu pertama selesai. Puluhan otak jenuh juga telah selesai dengan urusannya di dalam.
Lagu kedua usai. Hanya tinggal beberapa pasang telinga berteman pantat yang mulai panas.
Lagu ketiga masih merdu. Pantat-pantat usang meloncat pergi.
Lagu ketiga berakhir. Band fakultas tersenyum sembunyikan getir. Kursi kosong menjadi mayoritas penonton.
Lagu keempat berdendang. Ada sesal yang mengganjal.
Lagu keempat tamat. Haru. Ucapan terima kasih disampaikan band fakultas pada segelintir senyum-senyum hangat. Ternyata masih ada tepuk tangan yang mengiringi langkahnya pergi.

Saya pernah berada di posisi yang sama dengan band fakultas. Tak usah dijelaskan bagaimana rasanya, tentu setiap orang tau. Tapi sayangnya tau hanya sekedar menjadi 'tau' jika tak mengerti.

Semacam siklus, yang akan selalu bergerak melingkar dan kembali pada awal.
Seperti membeli, we'll get what we've pay.
R E S P E C T , to get it you must give it .

Percayalah, tak pernah menyenangkan menjadi yang teracuhkan.

Kamis, 08 Maret 2012

Mukaku Ada 'Dua'

Menempatkan diri secara bijak dan nyaman itu susah. Ketika ada sekelumit noda yang membuat mata memandang agak berbada, pasti ada dilema. Pilihannya antara semakin membenci, berhenti mencaci, berpura-pura tak mengerti, atau menghindar sama sekali. Dan sering kali aku menjadi pribadi yang bermuka dua.
Hina? Kotor? Menjijikkan? Bertopeng? Atau apalah, aku sering tak perduli. Toh menurutku itu cara teraman yang selalu melintas di otak.
Apakah cara yang lain suci? Bullshit dengan kata suci.

Penempatan diri, memang aku tak lebih ahli dari siapapun. Tapi aku sangat mengerti bagaimana rasanya terhakimi dan tersudut hingga mati. Dan keadaan yang demikian sangat mengerikan. Itulah yang membuatku lebih aman untuk bermuka dua.
Bermuka dua tak selalu buruk. Sering kali secara perlahan aku bisa menuntun terdakwa pada keadaan jiwa yang lebih mantab. Dan selalu ada hikmah berjalan beriringan bersamaku di dalamnya.

Yah, bermuka dua memanglah tetap bermuka dua. Dan aku tak berusaha berdalih atau membela diri. Ini jalan bercabang, ini pilihan.
Semoga lain waktu ada yang menemukan jalan lain yang lebih 'Bullshit' dari bermuka dua.

Rabu, 07 Maret 2012

Aku : Pembuta yang Sombong

Ketika telah melewati banyak kata yang kucicipi ditiap jarum waktu berpindah tempat, seharusnya semua bisa kuteguk dan kunikmati perlahan sambil menyesapi tiap lekuk masing-masing huruf. Karena sebenarnya aku mencintainya, aku merindunya sebanyak jantungku memompa darah, memilikinya adalah dahaga yang istiqomah.
 Aku hidup di dalamnya, aku telah merasa sangat karib dengannya. Padahal, aku tak pernah tumbuh sejajar dengannya.

Aku, Pembuta diri yang Sombong. Malas bertanya, hingga terbentur bahkan tersungkur berjuta kali pada lubang yang sama.

Tak ada janji lagi untuk bertransformasi, tak ada mimpi lagi untuk berevolusi.
Sebisa mungkin akan selalu ku tanyakan pada diri sendiri, "Mana buktimu berdikari?" sebelum jiwa ini menjadi pembohong sejati.


Senin, 05 Maret 2012

From:http://30.media.tumblr.com/tumblr_ltmdmpTmhr1qbpwzeo1_500.jpg

Aku rasa, manusia sering mengulang-ngulangnya ditiap hembusan nafas.
Jika telah lelah, lalu apa?
Entahlah ... 

Benarkah ini yang aku inginkan?

"Benarkah ini yang aku inginkan?"
Berjuta kali pertanyaan ini hanya terngiang dalam otakku tanpa ada jawaban.

Ada yang bilang bahwa, sesuatu yang membuatmu bersemangat dan memopa jantungmu beribu kali lebih kencang dari biasanya itulah sesungguhnya yang kamu inginkan.

Ada hal yang membuatku bersemangat, ketika aku berada di stasionary dan dikelilingi oleh berbagai alat tulis yang lucu.
Ada hal yang memompa jantungku beribu kali lebih kencang dari biasanya, ketika aku berjudi dengan aneka wahana pemacu adrenalin di taman hiburan.
But, these aren't the point.

Sejujurnya ini tentang Medical Faculty.
Apakah benar itu yang aku inginkan?
Apakah benar itu yang benar-benar membuatku merasa puas?
Ataukah hal itu hanyalah alatku untuk mendapatkan pengakuan?

Minggu, 04 Maret 2012

Feels Like "Invisible" man

Kesepian. Emm , lebih tepatnya hanya sepi. Sering menjadi teman baik yang menjengkelkan dan membuat ada sesak yang mengganjal di sudut jantung. Sesak itu bernama iri. Ya, aku sering merasa iri kepada orang-orang yang bisa dengan mudahnya mendapatkan teman. Iri dengan mereka yang sering bertukar cerita dengan kawan lama. Iri dengan keceriaan mereka saat bercanda berteman kopi. Iri dengan berjuta foto yang mempertontonkan manisnya persahabatan.

Teman, aku punya. Sahabat, ada. Keluarga, tinggal dekat rumah.
Tapi itu semua cuman sekedar 'ada'.

Aku sudah berusaha untuk menambah intensitas bersosialisasi, menampakkan diri. Dan belum ada progres.

Often, I feel like "invisible" man. It means, no effect when I was there or not.

Over New

Over new me.
Blog lama terasa seperti apa yang ingin terlihat oleh orang lain. Tidak salah memang, karena manusia tercipta sebagai makhluk pamrih. Tapi mulai detik ini jemariku akan melatih diri untuk mengetikkan rangkaian huruf yang lebih jujur. Walaupun kata tak selalu bisa memperjelas apa yang buram, setidaknya kata bisa memperindah yang buram agar tidak semakin kelam.
Let's starting the new me ^^

Pengikut