Selasa, 18 Februari 2014

Hari ini Aku Menggambarmu, Blue!

Hey, Blue!

Hari ini aku menggambar!
Menggambarmu, Blue.
Tapi hari ini aku tidak mewarnaimu, kamu jelek!

Kamu jelek karena kamu menari-nari sendiri dari jauh, mengejek ketololanku di bumi.
Padahal kamu tahu, aku sedang berjuang. Berjuang untuk rasa syukurku.
Berjuang untuk nama damai yang telah kutulis besar-besar di depan jidat.

Kamu tahu, Blue, kelabu berlarut-larut meneriakkan hal yang sama berulang-ulang. Aku ingin mengeluh pada Tuhan, tapi kerjaanku selalu mengeluh ketika menghadap-Nya. Jadi urung kulakukan.
Beratus jam yang lalu, kutahan dukaku sendiri.
Berlembar tisu kemarin, kuhadiahkan pada kubangan pilu saudaraku.
Dan kamu hanya mengintip nakal dari balik semak kering, atau atap roboh, atau kaca pecah, atau rumah kosong, atau selimut bolong.

Aku jadi tahu sekarang tentang opera kolong meja yang pernah kau senandungkan.
Aku juga jadi ingat tentang lirik om Ebiet yang sering kau eja,
Mungkin Tuhan mulai bosan 
Melihat tingkah kita 
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa 
Atau alam mulai enggan 
Bersahabat dengan kita 
Coba kita bertanya pada 
Rumput yang bergoyang
================================================
Hey, You!
Yes, You!
I miss you, Blue ({})

Aku gak suka kita ngobrol macam begini, aku lebih suka menatap matamu ketika bercerita, aku lebih suka mencermati gerak bibirmu ketika tertawa, aku lebih suka menikmati waktu yang terlewat ketika kita bersama.
Makanya,
Hari ini aku menggambar!
Menggambarmu, Blue.
Tapi hari ini aku tidak mewarnaimu, kamu jelek!

Cepat hampiri jingga pagiku dan merah senjamu.
Tempat kita berbagi huruf "A" dan teman-temannya.
Jangan lupa berbaring di bawah bintang merahmu dan berjuta bintang kecilku.
Tempat kita melupakan huruf "A" dan teman-temannya.

Dengan kegundahan dalam merindumu,

en

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut