Rabu, 26 Februari 2014

Judulnya: Januari, Warnanya Kucari #5

Aku takut? Jelas! Hati kecilku menolak semua yang tertangkap oleh mataku. Namun, bukankah ini drama yang membahagiakan? Dev telah bahagia dengan pilihannya dan aku berhasil hidup bersama dengan pria yang kupuja. Tapi.. tapi..

Ckiiiiittttttt... Bruak!!

Aduh.. Sakiitt...
___
"Ada yang tertabrak!!"

Riuh suara tapak kaki terdengar berbondong-bondong menghapiriku. Orang-orang itu ribut sekali tapi aku tak bisa menimpali, semua sarafku serasa lumpuh. Bahkan beberapa saat kemudian wajah-wajah bingung orang-orang itu semburat dan buram lalu gelap.
___
"Eeengghhh... Aduh, mimpi sialan. Aneh banget."

Aku mengerang seperti anak kecil karena memang mimpi barusan membuat badanku seperti habis terpeleset setelah lari maraton tiga jam lalu tertindih pesumo yang berbadan sebesar gunung merapi. Kurentangkan kedua tangan dan kakiku, mulet kata orang jawa. Kegiatan ini memang sangat manur untuk melemaskan tubuh pasca bangun tidur, biar gak bedlag. 

Setelah mulet, menguap, dan mengusir kotoran di sudut mata, aku baru sadar bahwa ini bukan kamar tidur hijauku. Lagi-lagi aku terdampat di ruang asing. Namun kali ini seperti bukan di mana-mana, hanya ada warna putih sejauh yang kulihat. Imajinasiku kembali liar, Jangan-jangan tadi bukan mimpi dan aku sudah...
___
Tempat tidur putih tadi sudah tertinggal jauh di belakang tapi tempat ini masih putih dan sunyi. Belum juga kutemukan seseorang yang bisa kujatuhi pertanyaan, anehnya aku merasa aman.

Lelah berjalan, kubaringkan tubuhku pada lantai. Kubiarkan ragaku tergeletak seadanya kemudian kunikmati sunyi dengan melayangkan pandanganku pada langit yang juga putih. Mungkin ini bukan surga karena tak kutemukan sungai susu dan taman buah juga para pelayan. Mungkin ini juga bukan neraka karena tak kutemukan api maupun siksaan. Namun jiwaku terasa damai, tak ada lagi urusan yang harus kupikirkan, nafasku pun terasa begitu ringan, aku betah.

Beberapa saat, kekosongan pikiran membuatku tertidur, kemudian aku terbangun oleh petikan senar nilon yang indah.
If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I’d make it a perfume and send it to your house
If one in a million stars suddenly will hit satellite
I’ll pick some pieces, they’ll be on your way

"Lagu ini.."

Aku berlari, mencari asal petikan gitar yang sangat familiar ini dan sepertinya ada sesuatu dengannya. Dadaku bergemuruh,
In a far land across
You’re standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me
dan pelan-pelan aku melafalkan lirik yang sama. Ya, aku mengenal lagu ini.
___
to be continued
___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut