Kamis, 13 Februari 2014

Judulnya: Januari, Warnanya Kucari #4

Pertanyaanku disambut dengan tawa renyah Dev, Devdas Aruna, "Ya belanja, Nis. Kamu sama siapa? Emier?" lanjutnya.

Tuhan, apa lagi ini? Dev kenal Emier?

___
Berbagai hal mengejutkan datang bertubi-tubi. Aku telah menikah, Dev mengenal Emier, dan sekarang aku sedang menyesap coklat panas bersama kebingunganku ditemani oleh Dev dan istrinya, Edna Lutia Yuki. Sebagai pelengkap hal aneh yang telah terjadi, Edna adalah sahabatku ketika kuliah dan seingatku Edna tak pernah menyukai Dev. Edna adalah orang terdepan yang paling membara yang menyuruhku untuk memutuskan hubungan dengan Dev.

Dev dan Edna bercerita banyak sekali, mulai dari persahabatan kami bertiga, pernikahan mereka yang hanya berjarak seminggu dengan pernikahanku, bulan madu ala bagpacker yang sering kami bertiga impikan akhirnya terlaksana, hingga mereka tersenyum bertatapan dan mengungkapkan tentang penantian bahagia menuju keluarga yang utuh yaitu kelahiran anak pertama mereka.

"Jadi, kapan kamu isi?" Tanya Edna kemudian.

Uhuuk.. Terkutuklah gumpalan coklat di cangkirku yang membuatku tersedak, "Ehm, aku belum kepikiran. Mungkin karna aku dan Emier masih mau pacaran," jawabku asal. Asal terlihat aku sedang menikmati fakta aneh yang terjadi.

"Cieeee.. romantis yah, Ay." sahut Edna pada Dev. Mereka tertawa. Aku? Tersenyum sekenanya, melengkapi drama yang kubiarkan mengalir.
___
"Kamu gak dijemput Emier?"

"Enggak, aku bisa naik taksi."

"Kita antar pulang aja yah?" Kali ini Edna seperti sedikit memaksa. Kepaksakan tersenyum lebar, memastikan bahwa aku benar-benar tidak apa-apa jika pulang sendiri.

Dev dan Edna melambaikan tangannya dari dalam mobil, kubalas masih dengan senyum terpaksa. Kami berpisah di tempat parkir, aku berjalan menuju jalan raya untuk mencari taksi.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Pertanyaan itu yang selalu terulang oleh hatiku. Semua orang memaksaku untuk berpikir, namun semakin kucari kejelasan semakin bias dan tak dapat kucerna sama sekali. Aku memang belum menghubungi ayah dan ibu karena aku takut mereka akan membuat drama ini semakin terlihat nyata.

Aku takut? Jelas! Hati kecilku menolak semua yang tertangkap oleh mataku. Namun, bukankah ini drama yang membahagiakan? Dev telah bahagia dengan pilihannya dan aku berhasil hidup bersama dengan pria yang kupuja. Tapi.. tapi..

Ckiiiiittttttt... Bruak!!

Aduh.. Sakiitt...
___
to be continued
___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut