Sabtu, 05 April 2014

Aku Menamakannya ...

Aku menamakannya dengan "Koma".
Keadaan di mana otakku merindu untuk tidak gelisah atas gemuruh dan gegap gempita yang hilir mudik kemudian memburamkan mata. Juga merindu untuk menikmati waktu yang berjalan lambat, tak memburu, tak berambisi. Serta merindu tentang kesederhanaan pada semua ekspresi dunia.
_______________________
Aku menamakannya dengan "Abu-abu Gelap".
Ada saat kata-kata mendadak mati namun hati ingin menyampah. Juga ketika menyapa tak mungkin tersaji hingga menjadikan degup jantung tak miliki jiwa untuk berbagi nafas lagi. Serta di mana ada secangkir kangen yang terjaga agar tetap hangat, mendingin.
______________________
Aku menamakannya dengan "Jingga".
Aku juga menakannya dengan "Biru".
Mungkin suatu hari aku akan memberinya nama baru lagi dengan, "Langit".
Semakin hari, akan semakin banyak nama yang akan kuhadiahkan untuknya.
______________________

"Kamu lesu banget, kenapa?"
"Lagi sakit, Nis?"
"Ya ampun! Pikunmu itu semakin menjadi. Banyak pikiran?"
"Woy! Kalo nyetir jangan ngelamun!"
"Kemarin gak masuk ke mana? Bolos kan?"

Aku bersyukur, kalian menyayangiku :)
Aku bersyukur, Tuhan menciptakan kalian untuk dipertemukan denganku :)

Lalu, kemudian,

Aku hanya sedang menikmati "Langit" sebagai dalang tentang kisah cinta antara "Jingga" dan "Biru".
Pada suatu jeda, mendadak "Langit" menyuguhkanku sepotong "Abu-abu Gelap" yang kutelan perlahan dan mencernanya dalam balutan rindu yang membunuh.
Aku belum mati, aku "Koma".
_______________________
Aku kangen kamu titik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut